Wednesday, August 8, 2007

Flores; Mengintip Tradisi Berburu Paus

Destinasi kali ini, anda akan diajak mengunjungi Flores dan beberapa pulau di sekitarnya. Terdapat empat obyek wisata yang sudah dikenal hingga mancanegara, yakni biawak raksasa komodo di Pulau Komodo, taman laut Riung, danau berwarna Kelimutu dan perburuan paus Kotaklema di Lamalera.

Tidak dapat disangkal, biawak raksasa komodo yang menghuni kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores, adalah kekhasan Indonesia. Biawak dari zaman prasejarah ini masih hidup hingga sekarang dan menjadi daya tarik satu-satunya yang dimiliki dunia saat ini.

Biawak komodo (Varanus komodoensis) yang merupakan reptil darat terbesar di dunia ini hidup menyebar di Pulau Komodo, Rinca dan Gilimotang. Sekitar 2.000-an ekor reptil yang disebut ora oleh masyarakat setempat ini termasuk binatang pemakan bangkai dan terkadang kanibal.

Selain kadal raksasa komodo, TNK juga terkenal dengan bentangan kawasan perairannya yang kaya dengan berbagai jenis biota laut. Kawasan laut TNK seluas 132.572 hektar ini memiliki kandungan biota tergolong kaya di dunia. Terumbu karang dalam kawasan TNK disebutkan sebagai yang terindah di dunia karena bentuk dan warnanya beraneka dan terdiri dari 260 jenis.

Di perairan TNK terdapat lebih dari 1.000 jenis ikan bernilai ekonomis tinggi, seperti Kerapu dan Napoleon (Chelinus undulatus), jenis ikan langka yang menjadi hidangan bergengsi. Perairan ini juga merupakan tempat berlindung dan bertelur berbagai jenis ikan karang, penyu hijau dan penyu sisik, merupakan jalur lintasan sekitar 10 jenis paus, enam jenis lumba-lumba dan ”ikan duyung” Dugong.

Dari TNK, perjalanan wisata anda di Flores bisa dilanjutkan ke Riung di Kabupaten Ngada. Selain memiliki perairan laut yang jernih, pulau kelelawar Ontoloe serta pulau-pula berpasir putih, Riung juga menyimpan potensi taman laut yang indah.

Perjalanan wisata anda di kawasan Pulau Flores belum komplit jika tidak mengunjungi danau berwarna Kelimutu di Ende. Obyek wisata ini menyimpan misteri alam yang tiada duanya karena warna airnya bisa berubah-ubah. Danau vulkanik yang ditemukan tahun 1915 ini dianggap ajaib atau misterius karena warna ketiga danaunya yang kerap berubah seiring dengan perjalanan waktu. Awalnya, Kelimutu memiliki tiga danau masing- masing berwarna merah, putih dan biru. Namun sekarang dua dari tiga danau itu berwarna coklat dan lainnya hijau.

Sempatkan pula singgah ke kampung kecil Lamalera yang terletak di pinggiran selatan Pulau Lembata. Kampung ini sejak lama terkenal di dunia dengan tradisi penangkapan paus Kotaklema atau Sperm Whale (Physeter macrocephalus) serta berbagai jenis ikan besar lainnya yang dilakukan secara tradisional oleh nelayan setempat.

Menggunakan sampan bercadik bernama pledang, para nelayan mendekatkan pledang dengan ikan buruan, lalu ikan raksasa tersebut ditombaki dengan tempuling (tombak) berpengait. Caranya sedikit nekat, seorang nelayan melompat dari pledangnya dan tidak jarang mereka terseret hingga laut lepas, bila mangsa buruan buas dan tidak cepat mati.

Perburuan paus di Lamalera ini terjadi antara Mei-Oktober. Selama musim ini, Kampung Lamalera menebarkan bau amis dari jemuran dendeng daging Kotaklema. Hampir di setiap rumah penduduk dilengkapi ”pancuran dadakan” khusus yang mengalirkan tetesan minyak dari potongan lemak dendeng yang dijemur. Sebagian tampungan minyak paus ini, dipakai sebagai bahan bakar penerangan pelita di waktu malam.

Destinasi Flores tidak terlalu jauh. Jika ada sudah sempat sampai ke Bali, anda bisa melanjutkannya ke Lombok dan langsung ke Flores. Dengan satu destinasi wisata anda bisa mendapatkan lebih banyak pengalaman perjalanan yang mengesankan. So, tunggu apa lagi, siapkan liburan anda dengan mengintip tradisi perburuan mamalia terbesar di dunia ini.

No comments: