Wednesday, August 8, 2007

TN Kep. Seribu; Pesona Wisata Bahari di Utara Jakarta

Berdasarkan definisinya sebagai suatu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan di kelola dengan sistem zonasi, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS) dibagi dalam empat zona, yaitu Zona inti, zona perlindungan, zona pemanfatan wisata dan zona pemukiman. Sistem zona di TNKpS ini mengatur pemanfaatan sumber daya alam di kawasan taman nasional.

Salah satu ekosistem penyusun di TNKpS adalah ekosistem pasang surut dangkal, yaitu ekosistem yang unik dan khas di Kepulauan Seribu yang terdiri dari gugus pulau sangat kecil dan gosong, hamparan pasir dan karang, mangrove pulau kecil, terumbu karang pinggiran (fringing reef), padang lamun (sea grass), dan perairan laut dangkal.

Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sudah cukup lama dikenal dan dikunjungi wisatawan yang ingin berekreasi atau menikmati wisata bahari. Kegiatan wisata bahari di kawasan TNKpS dapat dilakukan di Zona Pemanfaatan Wisata. Secara umum, obyek wisata bahari di Kepulauan Seribu terdiri dari dua kategori, yaitu wisata ekslusif dan wisata tradisonal.

Wisata ekslusif dapat ditemui dan dilakukan di pulau-pulau resort wisata dalam kawasan Taman Nasional, diantaranya adalah pula Kotok, Pulau Sepa, Pulau Bira Besar, Pulai Putri, Pulau Matahari dan Pulau Pantara. Obyek Wisata yang dapat dinikmati di kategori ekslusif ini adalah terumbu karang di spot-spot diving di sekitar pulau, akuarium bawah laut, jet ski, banana boat, kolam renang, tennis, golf, serta wisata air lainnya.

Dengan bermodalkan slogan LSM (Lestarikan, Selamatkan dan Manfaatkan), semua potensi yang ada di Taman Nasional Kepulauan Seribu dikembangkan secara optimal melalui wisata bahari di resort wisata, Wisata konservasi di pulau pemukiman dan budidaya kelautan alami tradisional.

Hutan mangrove merupakan salah satu sumber daya hutan yang mempunyai arti ekonomis tinggi sejalan dengan kemajuan teknologi pengolahan hasil hutan. Secara ekologis, hutan mangrove merupakan ekosistem yang mempunyai produktifitas unsur hara tinggi dan menjadi kawasan penyangga yang efektif menjaga dan memelihara kestabilan perairan laut dangkal dengan menangkap sedimentasi di permukaan air.

Ekosistem Padang Lamun. Lamun (sea grass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup tergenang di air laut. Tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal hingga kedalaman 3 meter di lautan tropis sampai laut sub topis.

Keindahan Terumbu Karang. Terumbu karang merupakan ekosistem perairan pantai yang dinamis, namun sangat rentan terhadap perubahan lingkungan, dan juga mempunyai produktifitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi, sehinga menjadi sumber plasma nutfah bagi kehidupan biota laut.
Ekosistem terumbu karang juga mengandung nilai estetika yang tinggi yang menarik minat para wisatawan untuk menyelam. Terumbu karang juga merupakan sebuah laboratorium laut alami, yang sangat indah dan penuh dengan berbagai bentuk interaksi antara berbagai organisme laut.

Pelestarian Penyu Sisik. Kegiatan pelestarian penyu sisik di Pulau Pramuka di awali dengan pengumpulan telur penyu dari beberapa pantai tempat peneluran alami penyu sisik, salah satunya adalah pulau peteloran. Pulau seluas 5000m2 ini memiliki pantai dengan pasir yang kasar disertai dengan pecahan-pecahan karang yang merupakan habitat yang baik bagi penyu sisik.
Telur kemudian dibawa ke Pulau Pramuka untuk di tempatkan pada tempat penetasan telur semi alami dengan cara ditanam dalam tanah dengan kedalaman 40-50 cm. telur akan menetas setelah 40-60 hari. Biasanya, tukik (anak penyu) akan keluar dalam masa 2 hari setelah merobek kulit telur, kemudian bergerak untuk mencapai permukaan pasir.

Untuk menuju ke TNKpS dapat menggunakan Transportasi kapal dari Marina Ancol atau Dermaga Muara Angke dengan tarif bervariasi antara Rp 11 ribu sampai Rp. 75 ribu rupiah, denga lama perjalanan ± 3,5 jam. Sarana akomodasi juga akan banyak ditemui, selain resort wisata, terdapat beberapa sarana akomodasi di kepulauan Pramuka dengan harga berkisar antara Rp. 100 ribu sampai Rp. 400 ribu per unit per hari. (rn)

No comments: